HIZMET: GERAKAN MASYARAKAT SIPIL
YANG TERINSPIRASI DARI KEIMANAN
Bersama : Merangkul Kata
Hizmet adalah sebuah gerakan masyarakat sipil yang
terinspirasi dari keimanan, terbentuk dalam kerangka nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal yang terdiri dari para relawan yang
bertujuan untuk membentuk budaya hidup bersama.
Hizmet adalah sebuah komunitas relawan. Salah satu syarat menjadi
relawan tersebut adalah memberikan sumbangsih dan berkontributif tanpa
mengharapkan imbalan apapun, jika seseorang mengharapkan imbalan materi,
politik, atau hal lain dari pekerjaannya maka orang tersebut telah
berlawanan dan menyalahi “jiwa dasar” dari Hizmet itu sendiri. Tidak
terlibat dalam pemerintah, politik ataupun menjadi agenda dari
kepentingan manapun. Demikian pula karena landasannya itu, maka Hizmet
juga tidak akan melawan agenda politik atau partai manapun. Karena itu
para pakar politik membagi pergerakan masyarakat sipil ke dalam 3 unsur,
yaitu: kesukarelaan, Independensi, dan Organisasi non pemerintahan (Non
Government Organization). Gerakan sosial yang memiliki ketiga ciri
tersebut adalah gerakan masyarakat sipil dan berhak dianggap memiliki
sebuah karakter sipil. Karena itu, barang siapa yang menyebut dirinya
sebagai bagian dari gerakan Hizmet namun turut menjadi bagian dari
agenda resmi ataupun politik tertentu walaupun hanya sebagian kecil
sekalipun, maka hal tersebut juga telah bertentangan dengan “jiwa dasar”
Poin kedua adalah landasan sipil. Hizmet adalah sebuah gerakan sipil
dan karena landasannya itulah hizmet tidak dimungkinkan menjadi sebuah
bagian atau pelengkap dari program Hizmet itu sendiri. Sekali lagi,
sebagai konsekuensi dari landasan sipil tersebut, sebagaimana tidak
terdapat ikatan resmi dan hierarki diantara para relawan yang terikat di
dalam hizmet ini, maka segala aktivitas di dalam Hizmet dijalankan
dengan asas tanpa koordinasi terpusat.
Seharusnya secara khusus disini kita harus lebih cermat ketika
membahas segala perdebatan yang mengusung judul “Jamaah dan Politik”.
Menganggap Hizmet sebagai partner dari sebuah partai tertentu,
pendukung terselubung atau melawan partai tertentu adalah sebuah kondisi
yang sama sekali tidak bisa diterima sebagai definisi dasar dari Hizmet
itu sendiri.
Orang-orang yang mengabdikan dirinya pada Hizmet, secara demokratis
menghormati semua gerakan politik yang tidak berdasarkan pada cara-cara
yang bertentangan dengan asas-asas universal seperti kekerasan dan
terorisme. Namun juga dianggap sebagai sebuah hal yang tidak patut untuk
bergabung dengan salah satu partai politik manapun serta tidak pula
bertentangan dengannya.
Dengan demikian sebagai hasil dari landasan sipil tersebut Hizmet
telah meraih reputasi positif di berbagai Negara yang memiliki
keanekaragaman bahasa, agama dan suku. Jika orang-orang yang bekerja di
dalam Hizmet ini melanggar landasan sipil tersebut dalam kadar yang
sangat serius dan telah menjadi bagian dari program-program resmi
pemerintahan tertentu, maka dalam skala global, Hizmet tentu tidak
mungkin bisa diterima oleh berbagai negara dengan keanekaragaman budaya
tersebut.
Dalam hal ini titik kritisnya adalah: Merupakan sebuah kewajaran dari
fitrah manusia dan seperti juga yang terjadi pada banyak gerakan sosial
lainnya, maka di dalam Hizmet juga terkadang terdapat individu-individu
yang dalam tindakan-tindakannya tidak sesuai dengan pemahaman terhadap
konsepsi pengabdian dan kesipilan Hizmet. Namun kesalahan yang bersifat
individual ini tentu tidak dapat dianggap sebagai kesalahan Hizmet.
Seandainya kesalahan tersebut tidak sesuai dengan aturan maka tentunya
ia akan berhadapan dengan hukum yang berlaku. Pengenalan singkat
mengenai Hizmet di atas diberikan dalam takaran tertentu untuk
memberikan sumbangan positif mengenai beberapa perdebatan tentangnya
yang terjadi di Turki. Dikarenakan di Negara tersebut pada periode
tertentu berlangsung sebuah perdebatan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Hizmet maka isu-isu dan politik Turki dijadikan sebagai bingkai
referensi dasar dalam pada evaluasi ini. Karena itu, berdasarkan
evaluasi ini maka tidak bisa dikatakan bahwa Turki sebagai pusat dari
sebagai pusat dari Hizmet ini. Tentu saja secara historis maupun
sosiologisnya Hizmet berasal dari Turki namun pemahaman dan nilai-nilai
yang dicerminkannya tetaplah bersifat universal.
Hizmet dan Kebebasan Pers
Dalam pernyataan yang baru-baru ini dibuat oleh Fethullah Gülen
Hocaefendi, beliau menyatakan bahwa: “Saya berpihak penuh pada penerapan
secara luas atas kebebasan pers dan berpendapat walaupun pemikiran
mereka akan berlawanan dengan saya sekalipun. Apapun yang dialaminya,
walaupun tidak benar-benar dianggap disebabkan karena saya, apapun
keadaannya saya tetap berpihak agar mereka menggunakan pemikiran,
pendapat dan ekspresinya secara bebas.”
Dari pernyataannya ini beliau menunjukkan posisinya secara jelas.
Seperti diungkapkan dalam penjelasan-penjelasan ini, Hizmet melihat
kebebasan pers sebagai komponen dasar kebebasan berekspresi dan berpihak
pada penerapan hal ini secara luas.
Kegiatan-kegiatan Antar Agama dan Antar Budaya
Sejak pensiun, Gülen mengkonsentrasikan diri untuk mengadakan dialog
diantara golongan-golongan yang merepresentasikan berbagai ideologi,
budaya, agama, dan bangsa. Pada tahun 1999, makalahnya yang berjudul
“Pentingnya Dialog Antar Agama” dipresentasikan di Parlemen Agama-agama
Dunia di Cape Town, 8-1 Desember. Beliau mempertahankan bahwa “dialog
adalah suatu keharusan” dan bahwa orang-orang, tanpa memandang
batasan-batasan bangsa dan politik, memiliki lebih banyak kesamaan dari
pada yang mereka sadari.
Dengan demikian, Gülen menganggap bahwa dialog yang tulus itu sangat
bermanfaat dan perlu diadakan agar orang-orang semakin saling memahami
satu sama lain. Sampai di sini, Ia telah membantu mendirikan Yayasan
Wartawan dan Penulis (1994), yang kegiatan-kegiatannya adalah
mempromosikan dialog dan toleransi diantara semua lapisan masyarakat
yang disambut hangat oleh masyarakat dari berbagai profesi. Terlebih
lagi, Gülen juga mengunjungi dan menerima figur-figur berpengaruh, bukan
hanya dari kalangan masyarakat Turki, tapi dari seluruh dunia. Paus
John Paul II di Vatikan, mendiang John O’Connor, Uskup Agung New York,
Leon Levy, mantan Presiden Liga Anti Penistaan adalah diantara
tokoh-tokoh agama dunia yang berpengaruh yang telah ditemui Gülen untuk
mendiskusikan dialog dan mengambil inisiatif dalam hal ini.
Di Turki, Duta Besar Vatikan untuk Turki, Kepala Gereja Ortodoks
Turki, Ketua Komunitas Armenia Turki, Kepala Pendeta Komunitas Yahudi
Turki dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya di Turki telah sering bertemu
dengan Gülen, menggambarkan contoh betapa tulusnya dialog antar umat
beragama dapat diadakan.
Dalam pertemuannya dengan Paus John Paul II di Vatikan (1998), Gülen
menyampaikan usulan untuk mengambil langkah tegas untuk mengakhiri
konflik di Timur Tengah. Dalam proposalnya, Beliau juga menggarisbawahi
bahwa ilmu pengetahuan dan agama sebenarnya adalah dua hal yang berbeda
yang memancar dari kebenaran yang sama: “Umat manusia dari waktu ke
waktu menolak agama atas nama ilmu pengetahuan dan menolak ilmu
pengetahuan atas nama agama, menganggap keduanya memiliki pandangan yang
berseberangan. Semua pengetahuan milik Tuhan dan agama berasal dari
Tuhan. Lantas bagaimana bisa keduanya saling bertentangan? Hingga di
sini, upaya kita bersama untuk mengadakan dialog antar agama dapat
berbuat banyak untuk memperbaiki pemahaman dan toleransi masyarakat”.
Gülen memberikan siaran pers untuk mengutuk serangan teroris 11
September di Amerika Serikat, yang dianggapnya sebagai pukulan telak
terhadap perdamaian dunia yang secara tidak adil menodai kepercayaan
orang-orang beriman:
"…teror tidak pernah bisa digunakan dengan mengatas namakan Islam demi tujuan Islam apapun. Seorang teroris tidak bisa menjadi seorang Muslim dan seorang Muslim tidak bisa menjadi seorang teroris. Seorang Muslim seharusnya menjadi simbol perdamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran”.Sumber : http://fgulen.com/id/hizmet/34990-apakah-hizmet-khidmat-pelayanan-pengabdian-itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar